Perjudian, baik secara langsung maupun online, merupakan topik sensitif di banyak negara Arab karena nilai-nilai agama, budaya, dan hukum yang mendominasi kawasan ini. Mayoritas negara Arab menganut Islam, yang secara eksplisit melarang perjudian berdasarkan Al-Qur’an, khususnya dalam Surah Al-Ma’idah ayat 90-91, yang mengkategorikan perjudian sebagai perbuatan yang haram karena dapat memicu kecanduan, kerugian finansial, dan perpecahan sosial. Namun, meskipun ada larangan ketat, perjudian online telah menemukan celah untuk berkembang di beberapa negara Arab, baik secara legal maupun ilegal. Artikel ini akan mengeksplorasi lanskap perjudian online di negara-negara Arab, termasuk negara mana yang memiliki aktivitas perjudian online terbesar, faktor pendorongnya, tantangan yang dihadapi, dan implikasinya terhadap masyarakat.

Di hampir semua negara Arab, perjudian dilarang keras berdasarkan hukum syariat Islam yang menjadi dasar sistem hukum di banyak negara seperti Arab Saudi, Kuwait, Qatar, dan Uni Emirat Arab (UEA). Arab Saudi, misalnya, dikenal sebagai salah satu negara dengan penduduk 100% Muslim dan memiliki regulasi ketat yang melarang segala bentuk perjudian, termasuk online. Hukuman bagi pelaku perjudian bisa sangat berat, mulai dari denda, penjara, hingga hukuman fisik dalam beberapa kasus.

Namun, tidak semua negara Arab memiliki pendekatan yang seragam. Beberapa negara seperti Bahrain menunjukkan sikap yang lebih liberal dalam beberapa aspek, meskipun tetap mempertahankan larangan perjudian. Pada tahun 2001, Bahrain mulai merangkul budaya Barat dengan lebih terbuka, tetapi perjudian tetap ilegal. Di sisi lain, negara seperti Lebanon memiliki sejarah panjang dengan perjudian fisik, dengan kasino terkenal seperti Casino du Liban yang diizinkan beroperasi untuk menarik wisatawan asing. Meski begitu, perjudian online di Lebanon tetap berada dalam zona abu-abu, dengan regulasi yang tidak jelas.

Meskipun perjudian dilarang di sebagian besar negara Arab, perkembangan teknologi dan akses internet yang luas telah memungkinkan perjudian online untuk berkembang secara diam-diam. Menurut laporan dari Similarweb, pasar perjudian online global terus tumbuh, dengan sekitar 281,3 juta pengguna diperkirakan pada tahun 2029. Di kawasan Arab, meskipun tidak ada negara yang masuk dalam daftar 10 besar pasar perjudian online global, beberapa negara menunjukkan aktivitas signifikan di sektor ini, terutama melalui situs-situs perjudian ilegal atau berbasis luar negeri.

Negara dengan Aktivitas Perjudian Online Terbesar

  1. Uni Emirat Arab (UEA)
    UEA baru-baru ini menjadi sorotan karena keputusan kontroversial untuk mengizinkan lotre pada tahun 2024, yang dianggap sebagai bentuk perjudian ringan. Menurut laporan iNews.id, UEA menjadi negara Arab pertama yang secara resmi mengizinkan lotre, meskipun dengan pengawasan ketat. Langkah ini dipandang sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan negara dan menarik wisatawan. Namun, perjudian online lainnya seperti kasino daring atau taruhan olahraga tetap dilarang. Meski begitu, banyak penduduk UEA, terutama ekspatriat, mengakses situs perjudian internasional melalui jaringan pribadi virtual (VPN) untuk menghindari pemblokiran.
  2. Lebanon
    Lebanon memiliki pasar perjudian yang lebih matang dibandingkan negara Arab lainnya karena keberadaan kasino fisik seperti Casino du Liban. Meskipun perjudian online tidak diatur secara eksplisit, banyak warga Lebanon mengakses situs perjudian luar negeri. Faktor seperti populasi yang lebih liberal, akses internet yang luas, dan keragaman budaya membuat Lebanon menjadi salah satu pusat perjudian online tidak resmi di kawasan Arab.
  3. Mesir
    Mesir memiliki populasi besar dan akses internet yang terus meningkat, yang memfasilitasi penetrasi perjudian online. Meskipun perjudian dilarang berdasarkan hukum Islam, situs-situs perjudian berbasis luar negeri populer di kalangan anak muda Mesir. Taruhan olahraga, khususnya pada sepak bola, menjadi salah satu bentuk perjudian online yang paling diminati.
  4. Maroko
    Maroko memiliki pendekatan yang sedikit lebih longgar terhadap perjudian dibandingkan negara Arab lainnya. Lotre nasional diizinkan, dan beberapa bentuk taruhan olahraga juga mendapat izin resmi. Perjudian online di Maroko berada dalam area abu-abu, tetapi banyak warga mengakses situs internasional untuk bermain kasino daring atau taruhan olahraga.

Beberapa faktor utama mendorong pertumbuhan perjudian online di negara-negara Arab, meskipun ada larangan hukum:

  1. Kemajuan Teknologi dan Akses Internet
    Penetrasi internet di negara-negara seperti UEA, Arab Saudi, dan Mesir telah meningkat pesat dalam dekade terakhir. Menurut data Statista, lebih dari 70% populasi di UEA dan Arab Saudi memiliki akses internet berkecepatan tinggi. Ini memungkinkan warga untuk mengakses situs perjudian internasional dengan mudah, terutama melalui VPN untuk menghindari sensor pemerintah.
  2. Anonimitas dan VPN
    Banyak situs perjudian online beroperasi dari yurisdiksi seperti Malta, CuraƧao, atau Gibraltar, yang menawarkan anonimitas kepada pengguna. Penggunaan VPN memungkinkan warga negara Arab untuk mengakses situs-situs ini tanpa terdeteksi oleh otoritas lokal.
  3. Daya Tarik Ekonomi
    Bagi sebagian individu, perjudian online dilihat sebagai cara cepat untuk mendapatkan uang, terutama di tengah tantangan ekonomi di beberapa negara Arab. Situs perjudian sering menawarkan bonus pendaftaran dan promosi yang menarik pengguna baru.
  4. Pengaruh Globalisasi dan Ekspatriat
    Negara-negara seperti UEA dan Qatar memiliki populasi ekspatriat yang besar, yang sering kali membawa budaya perjudian dari negara asal mereka. Ekspatriat ini sering menjadi pengguna utama situs perjudian online.

Meskipun perjudian online berkembang di beberapa negara Arab, ada sejumlah tantangan dan risiko yang menyertainya:

  1. Hukuman Hukum yang Ketat
    Di negara seperti Arab Saudi dan Kuwait, pelaku perjudian online dapat menghadapi hukuman penjara, denda besar, atau bahkan hukuman fisik. Pemerintah juga aktif memblokir situs perjudian dan memantau aktivitas online untuk mencegah pelanggaran.
  2. Dampak Sosial dan Ekonomi
    Perjudian online dapat menyebabkan kecanduan, kerugian finansial, dan perpecahan keluarga, yang bertentangan dengan nilai-nilai sosial di negara-negara Arab. Laporan dari Public Health England menunjukkan bahwa kecanduan perjudian dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan dan masalah kesehatan mental.
  3. Keamanan Siber
    Banyak situs perjudian online yang diakses oleh warga negara Arab tidak diatur dengan baik, meningkatkan risiko penipuan, pencurian data, dan kebocoran informasi pribadi.
  4. Konflik dengan Nilai Agama
    Perjudian online sering kali dipandang sebagai pelanggaran terhadap ajaran Islam, yang dapat menciptakan stigma sosial bagi pelakunya. Hal ini juga memicu ketegangan antara generasi muda yang lebih liberal dan otoritas yang konservatif.

Perjudian online di negara-negara Arab kemungkinan akan terus tumbuh seiring dengan meningkatnya akses internet dan globalisasi. Namun, pemerintah di kawasan ini juga semakin canggih dalam memantau dan memblokir aktivitas ilegal. Langkah UEA untuk mengizinkan lotre menunjukkan bahwa beberapa negara mungkin mulai membuka pintu untuk bentuk perjudian yang diatur, tetapi ini tetap merupakan pengecualian, bukan norma.

Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah negara-negara Arab perlu mempertimbangkan pendekatan yang seimbang, seperti meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko perjudian online, memperkuat regulasi siber, dan menyediakan alternatif hiburan yang sesuai dengan nilai budaya dan agama. Di sisi lain, individu juga harus lebih bijak dalam mengelola keuangan dan menghindari godaan perjudian online yang dapat merusak.

Kesimpulan

Perjudian online di negara-negara Arab, meskipun dilarang di sebagian besar wilayah, terus berkembang karena kemajuan teknologi, anonimitas, dan pengaruh globalisasi. Negara seperti UEA, Lebanon, Mesir, dan Maroko menunjukkan aktivitas perjudian online yang lebih signifikan dibandingkan negara lain, meskipun sebagian besar dilakukan secara ilegal atau melalui situs luar negeri. Namun, tantangan hukum, sosial, dan agama membuat perjudian online tetap menjadi isu kontroversial di kawasan ini. Dengan pendekatan yang tepat, pemerintah dan masyarakat dapat mengelola dampak negatifnya sambil tetap menghormati nilai-nilai budaya dan agama yang mendasari identitas negara-negara Arab.